Wednesday, February 22, 2017

Terbang bersama, terakhir kali.

Lambaian tangan mekanik pesawat tehnisi darat yg terlihat samar dari kaca jendela menandai mulai bergeraknya pesawat Garuda yang di cat dengan logo lama merah putih dari parkirnya,

Biasanya,  sebelum pesawat bergerak, aku akan menuliskan pesan pendek " Ma, Ney. Papa onboard GA 192 Cgk to Kno. Gbu", misal ketika akan ke tempat kerja Medan Kualanamu, memberi tahu mereka yang kusayangi.

Kecuali jika sepesawat, mirip di akhir 2016 dalam perjalanan ke Hongkong terakhir.

Namun,  penerbangan  GA 602 Cgk to Mdc pagi ini menuju bandara Sam Ratulangi sangat lain.

Kalimat  bang Jhoni, protokol di Cengkareng, terngiang lagi dan menyadarkanku.

"Pak, ini dokumen kargo pengriman Ibu saat tiba nanti di Manado".

Aku melihat layar informasi. Pe sawat sedang melintasi Balikpapan. Aku melihat ke  kiri, terlihat  Waraney tertidur nyenyak. Akupun  melihat ke lantai. Aku tahu. Di bawah lantai ini,  di bawah kursiku,  di ruang kargo pesawat, kutahu  Pingkan juga  sedang tidur nyenyak.
Meski sama dalam satu pesawat, dalam tidurnya ia sedang terbang tinggi sekali, menuju sang Pencipta. 
Akupun berkata.  Tidurlah Ma, dalam kedamaian.
Dan akupun terisak.

_____

Catatan dalam pesawat. Dari ketinggian 10668 meter.